Indikator Teknikal (all) di Stockbit

 Indikator Analisis Teknikal: Penjelasan dan Penggunaan

1. 52 Week High/Low

    • Apa itu: Harga tertinggi dan terendah suatu saham dalam 52 minggu terakhir.
    • Cara kerja: Digunakan untuk mengidentifikasi area resistance dan support jangka panjang.
    • Kapan digunakan: Untuk mengetahui apakah saham sedang mendekati breakout atau breakdown jangka panjang.
2. Accelerator Oscillator (AC)
    • Apa itu: Indikator momentum yang menunjukkan percepatan perubahan harga.
    • Cara kerja: Mengukur selisih antara Awesome Oscillator dan moving average-nya.
    • Kapan digunakan: Untuk mendeteksi perubahan tren lebih awal.

3. Accumulation/Distribution (A/D)

    • Apa itu: Indikator volume untuk mengukur tekanan beli dan jual.
    • Cara kerja: Menggabungkan harga dan volume untuk menunjukkan apakah saham sedang diakumulasi atau didistribusikan.
    • Kapan digunakan: Untuk konfirmasi arah tren.

4. Accumulative Swing Index (ASI)

    • Apa itu: Indikator tren yang mengukur kekuatan tren menggunakan data OHLC.
    • Cara kerja: Mengindikasikan pembalikan atau kelanjutan tren.
    • Kapan digunakan: Digunakan oleh swing trader untuk mengonfirmasi sinyal tren.

5. Advance/Decline (A/D) Line

    • Apa itu: Mengukur jumlah saham naik dikurangi saham turun.
    • Cara kerja: Mencerminkan breadth pasar (kekuatan keseluruhan).
    • Kapan digunakan: Untuk validasi kekuatan tren indeks saham.

6. Arnaud Legoux Moving Average (ALMA)

    • Apa itu: Moving average yang lebih halus dan responsif.
    • Cara kerja: Mengurangi lag dengan filter Gaussian.
    • Kapan digunakan: Untuk melihat tren jangka pendek tanpa noise tinggi.

7. Aroon Indicator

    • Apa itu: Mengukur waktu sejak harga tertinggi dan terendah terbaru.
    • Cara kerja: Aroon Up dan Down menunjukkan kekuatan dan arah tren.
    • Kapan digunakan: Untuk mengidentifikasi awal tren baru.
8. Average Directional Index (ADX)
    • Apa itu: Mengukur kekuatan tren tanpa memperhatikan arah.
    • Cara kerja: Nilai >25 = tren kuat, <20 = tren lemah.
    • Kapan digunakan: Untuk menghindari sinyal palsu saat pasar sideways.

9.Average Price

    • Apa itu: Rata-rata dari OHLC atau (High + Low + Close)/3.
    • Cara kerja: Memberi gambaran harga rata-rata harian.
    • Kapan digunakan: Sebagai dasar dalam perhitungan indikator lain.
10. Average True Range (ATR)
    • Apa itu: Mengukur volatilitas pasar.
    • Cara kerja: Semakin tinggi ATR, semakin tinggi fluktuasi harga.
    • Kapan digunakan: Untuk menentukan stop-loss dan ukuran posisi.
11. Awesome Oscillator (AO)
    • Apa itu: Indikator momentum berdasarkan perbedaan MA 5 dan MA 34.
    • Cara kerja: Histogram di atas = bullish, di bawah = bearish.
    • Kapan digunakan: Untuk mendeteksi pembalikan momentum.
12. Balance of Power (BOP)
    • Apa itu: Menilai kekuatan antara pembeli dan penjual.
    • Cara kerja: Nilai positif = pembeli dominan; negatif = penjual.
    • Kapan digunakan: Untuk validasi kekuatan tren.
13. Bollinger Bands
    • Apa itu: Band atas dan bawah berdasarkan deviasi standar dari MA.
    • Cara kerja: Mengukur volatilitas dan kemungkinan breakout.
    • Kapan digunakan: Untuk melihat kondisi overbought/oversold dan breakout harga.
14. Bollinger Bands %B
    • Apa itu: Mengukur posisi harga relatif terhadap Bollinger Bands.
    • Cara kerja: %B = 1 (atas), %B = 0 (bawah), %B >1 atau <0 = breakout.
    • Kapan digunakan: Untuk analisis breakout.
15. Bollinger Band Width
    • Apa itu: Mengukur lebar band Bollinger.
    • Cara kerja: Lebar besar = volatilitas tinggi; lebar kecil = konsolidasi.
    • Kapan digunakan: Untuk antisipasi breakout dari fase tenang.
16. Chaikin Money Flow (CMF)
    • Apa itu: Indikator volume akumulasi berbasis harga dan volume.
    • Cara kerja: Nilai positif = akumulasi; negatif = distribusi.
    • Kapan digunakan: Untuk konfirmasi arah tren.
17. Chaikin Oscillator
    • Apa itu: Selisih EMA 3 dan EMA 10 dari Accumulation/Distribution Line.
    • Cara kerja: Perubahan arah = sinyal beli/jual.
    • Kapan digunakan: Untuk mengidentifikasi perubahan tren.
18. Chaikin Volatility
    • Apa itu: Mengukur volatilitas dengan membandingkan perbedaan antara high dan low.
    • Cara kerja: Kenaikan tajam = lonjakan volatilitas.
    • Kapan digunakan: Untuk deteksi awal breakout.
19. Chande Kroll Stop
    • Apa itu: Indikator trailing stop berbasis volatilitas.
    • Cara kerja: Memberikan level stop yang adaptif.
    • Kapan digunakan: Untuk manajemen risiko dan exit strategi.
20. Chande Momentum Oscillator (CMO)
    • Apa itu: Oscillator momentum mirip RSI.
    • Cara kerja: Mengukur kekuatan pergerakan harga.
    • Kapan digunakan: Untuk sinyal overbought/oversold dan pembalikan tren.
21. Chop Zone
    • Apa itu: Visualisasi warna dari Choppiness Index.
    • Cara kerja: Warna berbeda menunjukkan apakah pasar tren atau sideways.
    • Kapan digunakan: Untuk memfilter sinyal di pasar tanpa arah.
22. Choppiness Index
    • Apa itu: Indikator untuk mengukur apakah pasar sedang trending atau sideways.
    • Cara kerja: Nilai tinggi = sideways; rendah = tren.
    • Kapan digunakan: Untuk memutuskan strategi breakout atau follow trend.
23. Commodity Channel Index (CCI)
    • Apa itu: Indikator momentum yang mengukur deviasi dari harga rata-rata.
    • Cara kerja: Nilai >100 = overbought; <-100 = oversold.
    • Kapan digunakan: Untuk mendeteksi pembalikan harga.
24. Connors RSI
    • Apa itu: Versi modifikasi RSI dengan tiga komponen.
    • Cara kerja: Lebih sensitif terhadap perubahan harga jangka pendek.
    • Kapan digunakan: Untuk sinyal beli/jual jangka pendek.
25. Coppock Curve
    • Apa itu: Indikator jangka panjang untuk mendeteksi awal bull market.
    • Cara kerja: ROC berbasis WMA; sinyal beli saat nilai naik dari bawah nol.
    • Kapan digunakan: Untuk investor jangka panjang.
26. Correlation - Log
    • Apa itu: Korelasi harga dalam bentuk logaritmik.
    • Cara kerja: Menunjukkan hubungan antar aset dalam log scale.
    • Kapan digunakan: Untuk diversifikasi portofolio.
27. Correlation Coefficient
    • Apa itu: Nilai antara -1 sampai +1 yang menunjukkan kekuatan hubungan antar aset.
    • Cara kerja: Nilai mendekati +1 = korelasi kuat positif.
    • Kapan digunakan: Untuk strategi hedging atau pair trading.
28. Detrended Price Oscillator (DPO)
    • Apa itu: Menghilangkan tren jangka panjang dari harga.
    • Cara kerja: Menunjukkan siklus jangka pendek.
    • Kapan digunakan: Untuk identifikasi puncak/bottom harga.
29. Directional Movement Index (DMI)
    • Apa itu: Indikator arah tren berdasarkan pergerakan harga.
    • Cara kerja: Gabungan dari +DI, -DI, dan ADX.
    • Kapan digunakan: Untuk validasi kekuatan dan arah tren.
30. Donchian Channels
    • Apa itu: Channel berdasarkan high dan low dalam periode tertentu.
    • Cara kerja: Breakout di luar channel = sinyal tren baru.
    • Kapan digunakan: Untuk strategi breakout dan trend following.
31. Double EMA
    • Apa itu: Rata-rata bergerak eksponensial ganda.
    • Cara kerja: Menggunakan dua tingkat smoothing untuk mengurangi lag.
    • Kapan digunakan: Untuk sinyal tren yang lebih cepat dan lebih halus dibanding EMA biasa.
32. Ease of Movement (EOM)
    • Apa itu: Mengukur hubungan antara harga dan volume.
    • Cara kerja: Nilai tinggi = pergerakan harga mudah dengan volume kecil.
    • Kapan digunakan: Untuk mengidentifikasi tekanan beli atau jual ringan.
33. Elder’s Force Index
    • Apa itu: Menggabungkan harga dan volume untuk mengukur kekuatan tren.
    • Cara kerja: Nilai positif besar = tren naik kuat; negatif besar = turun kuat.
    • Kapan digunakan: Untuk sinyal kelanjutan atau pembalikan tren.
34. EMA Cross
    • Apa itu: Persilangan antara dua EMA (biasanya EMA cepat dan lambat).
    • Cara kerja: EMA cepat melewati EMA lambat = sinyal beli, sebaliknya = jual.
    • Kapan digunakan: Untuk entry dan exit dalam sistem trend-following.
35. Envelope
    • Apa itu: Dua garis di atas dan bawah MA pada persentase tetap.
    • Cara kerja: Menunjukkan deviasi dari MA sebagai sinyal overbought/oversold.
    • Kapan digunakan: Untuk strategi mean reversion.
36. Fisher Transform
    • Apa itu: Mengubah harga menjadi distribusi Gaussian.
    • Cara kerja: Menekankan perubahan ekstrem dalam tren.
    • Kapan digunakan: Untuk identifikasi pembalikan tren dengan akurasi tinggi.
37. Guppy Multiple Moving Average (GMMA)
    • Apa itu: Kombinasi MA jangka pendek dan panjang.
    • Cara kerja: Jarak antara grup MA menunjukkan kekuatan dan arah tren.
    • Kapan digunakan: Untuk mengonfirmasi tren jangka menengah-panjang.
38. Historical Volatility
    • Apa itu: Mengukur fluktuasi harga dalam periode tertentu.
    • Cara kerja: Dihitung dari standar deviasi return logaritmik.
    • Kapan digunakan: Untuk menilai risiko dan menentukan ukuran posisi.
39. Hull Moving Average (HMA)
    • Apa itu: MA yang mengurangi lag dan tetap halus.
    • Cara kerja: Menggabungkan dua WMA untuk perhitungan cepat dan akurat.
    • Kapan digunakan: Untuk sinyal tren dengan respon cepat.
40. Ichimoku Cloud
    • Apa itu: Sistem indikator tren lengkap dengan support/resistance.
    • Cara kerja: Kombinasi lima garis menciptakan area cloud untuk sinyal tren dan momentum.
    • Kapan digunakan: Untuk menentukan arah tren, kekuatan tren, dan sinyal beli/jual.
41. Keltner Channels
    • Apa itu: Channel volatilitas berbasis EMA dan ATR.
    • Cara kerja: Garis atas/bawah menunjukkan overbought/oversold relatif terhadap rata-rata.
    • Kapan digunakan: Untuk breakout atau sinyal pembalikan harga.
42. Klinger Oscillator
    • Apa itu: Mengukur tren jangka panjang aliran uang berdasarkan volume.
    • Cara kerja: Menggabungkan harga dan volume untuk mendeteksi pembalikan.
    • Kapan digunakan: Saat mengantisipasi konfirmasi volume pada pergerakan harga.
43. Know Sure Thing (KST)
    • Apa itu: Indikator momentum gabungan dari beberapa ROC (Rate of Change).
    • Cara kerja: Menyaring sinyal palsu dengan melihat konfirmasi momentum lintas waktu.
    • Kapan digunakan: Untuk mengukur kekuatan tren sebelum entry.
44. Least Squares Moving Average (LSMA)
    • Apa itu: MA berbasis regresi linier.
    • Cara kerja: Menyesuaikan tren harga terbaik dalam periode tertentu.
    • Kapan digunakan: Untuk mengurangi noise dan menentukan arah tren.
45. Linear Regression Curve
    • Apa itu: Garis regresi yang menyesuaikan harga historis.
    • Cara kerja: Menampilkan tren dominan sebagai garis prediktif.
    • Kapan digunakan: Untuk mengidentifikasi tren utama dan level support/resistance.
46. Linear Regression Slope
    • Apa itu: Kemiringan dari garis regresi linier.
    • Cara kerja: Positif = tren naik, negatif = tren turun.
    • Kapan digunakan: Untuk mengukur kekuatan arah tren.
47. MA Cross
    • Apa itu: Persilangan antara dua moving average (bisa SMA atau EMA).
    • Cara kerja: MA pendek melewati MA panjang = sinyal beli.
    • Kapan digunakan: Untuk strategi crossover dasar dalam trend-following.
48. MA with EMA Cross
    • Apa itu: Kombinasi crossover MA sederhana dan eksponensial.
    • Cara kerja: MA eksponensial bereaksi lebih cepat, memberi sinyal awal.
    • Kapan digunakan: Untuk pengambilan keputusan cepat saat tren berubah.
49. MACD (Moving Average Convergence Divergence)
    • Apa itu: Indikator momentum tren dari dua EMA.
    • Cara kerja: Garis MACD dan sinyal menghasilkan sinyal beli/jual.
    • Kapan digunakan: Untuk sinyal konvergensi, divergensi, dan crossover.
50. Majority Rule
    • Apa itu: Sistem berbasis mayoritas sinyal dari berbagai indikator.
    • Cara kerja: Entry dilakukan jika mayoritas indikator mengarah ke satu arah.
    • Kapan digunakan: Untuk strategi pengambilan keputusan berbasis konsensus indikator.

51. Mass Index
    • Apa itu: Indikator volatilitas untuk mendeteksi pembalikan tren.
    • Cara kerja: Berdasarkan selisih antara high dan low harga. Nilai > 27 umumnya menandakan kemungkinan pembalikan tren.
    • Kapan digunakan: Untuk mengidentifikasi titik balik potensial dalam harga.
52. McGinley Dynamic
    • Apa itu: Moving average adaptif yang mengurangi lag.
    • Cara kerja: Menyesuaikan secara otomatis dengan kecepatan harga.
    • Kapan digunakan: Alternatif yang lebih responsif dibanding MA standar.
53. Median Price
    • Apa itu: Nilai tengah dari harga tinggi dan rendah.
    • Cara kerja: (High + Low) / 2.
    • Kapan digunakan: Untuk meratakan fluktuasi dan digunakan dalam kombinasi indikator lain.
54. Momentum Oscillator
    • Apa itu: Mengukur kecepatan perubahan harga.
    • Cara kerja: Harga saat ini dibandingkan dengan harga sebelumnya.
    • Kapan digunakan: Untuk mendeteksi arah dan kekuatan tren.
55. Money Flow
    • Apa itu: Menggabungkan harga dan volume untuk menilai tekanan beli/jual.
    • Cara kerja: Positive Money Flow vs Negative Money Flow.
    • Kapan digunakan: Untuk mengukur apakah pasar didominasi oleh pembeli atau penjual.
56. Moving Average
    • Apa itu: Rata-rata harga selama periode tertentu.
    • Cara kerja: Digunakan untuk meredakan fluktuasi harga dan menilai arah tren.
    • Kapan digunakan: Sebagai dasar banyak indikator teknikal.
57. Moving Average Adaptive (AMA)
    • Apa itu: MA yang menyesuaikan sensitivitas terhadap fluktuasi harga.
    • Cara kerja: Lebih responsif di pasar yang trending, lebih lambat di pasar datar.
    • Kapan digunakan: Untuk menghindari sinyal palsu.
58. Moving Average Channel
    • Apa itu: Dua garis di sekitar MA, biasanya dengan offset tetap.
    • Cara kerja: Memberi gambaran batas atas dan bawah dari tren.
    • Kapan digunakan: Untuk identifikasi breakout.
59. Moving Average Double
    • Apa itu: Kombinasi dua MA yang saling dikurangi.
    • Cara kerja: Menghasilkan garis yang menekankan perubahan tren.
    • Kapan digunakan: Untuk sinyal konfirmasi tren.
60. Moving Average Exponential (EMA)

    • Apa itu: MA yang memberikan bobot lebih pada harga terbaru.
    • Cara kerja: Lebih sensitif terhadap perubahan harga dibandingkan SMA.
    • Kapan digunakan: Untuk sinyal trading jangka pendek.
61. Moving Average Hamming
    • Apa itu: Jenis moving average dengan bobot berdasarkan fungsi Hamming.
    • Cara kerja: Menekankan data di tengah periode, mengurangi noise.
    • Kapan digunakan: Untuk sinyal tren dengan kehalusan ekstra di data volatil.
62. Moving Average Multiple
    • Apa itu: Kombinasi beberapa moving average sekaligus.
    • Cara kerja: Menunjukkan dinamika tren melalui berbagai horizon waktu.
    • Kapan digunakan: Untuk pengamatan tren jangka pendek-menengah-panjang secara bersamaan.
63. Moving Average Triple
    • Apa itu: Kombinasi tiga MA dengan periode berbeda.
    • Cara kerja: Memberi sinyal crossover lebih halus dan filtrasi tren.
    • Kapan digunakan: Untuk sistem trading dengan verifikasi multi-MA.
64. Moving Average Weighted (WMA)
    • Apa itu: MA yang memberi bobot lebih besar pada harga terbaru.
    • Cara kerja: Lebih sensitif dibanding SMA.
    • Kapan digunakan: Untuk sinyal lebih cepat tanpa terlalu banyak noise.
65. Net Volume
    • Apa itu: Selisih antara volume naik dan turun.
    • Cara kerja: Volume naik dikurangi volume turun.
    • Kapan digunakan: Untuk melihat dominasi akumulasi atau distribusi.
66. On Balance Volume (OBV)
    • Apa itu: Akumulasi volume berdasarkan arah harga.
    • Cara kerja: Volume ditambah jika harga naik, dikurangi jika turun.
    • Kapan digunakan: Untuk konfirmasi tren harga berdasarkan volume.
67. Parabolic SAR
    • Apa itu: Indikator tren dan titik balik.
    • Cara kerja: Titik SAR mengikuti harga dan berubah arah saat tren berbalik.
    • Kapan digunakan: Untuk sinyal keluar dan trailing stop.
68. Pivot Points Standard
    • Apa itu: Level support dan resistance berdasarkan harga sebelumnya.
    • Cara kerja: Menghitung pivot point utama dan 3 level support/resistance.
    • Kapan digunakan: Untuk identifikasi area potensial pembalikan intraday.
69. Price Channel
  • Apa itu: Saluran harga berdasarkan high dan low.
  • Cara kerja: Menggambar batas atas dan bawah dari harga dalam periode tertentu.
  • Kapan digunakan: Untuk breakout dan range trading.
70. Price Oscillator
    • Apa itu: Selisih antara dua MA harga.
    • Cara kerja: MA pendek dikurangi MA panjang.
    • Kapan digunakan: Untuk mendeteksi perubahan tren lebih awal.
71. Price Rate of Change (ROC)
    • Apa itu: Indikator momentum berbasis persentase perubahan harga.
    • Cara kerja: Mengukur kecepatan perubahan harga relatif terhadap periode sebelumnya.
    • Kapan digunakan: Untuk mendeteksi perubahan momentum dan overbought/oversold.
72. Pring’s Special K
    • Apa itu: Indikator gabungan momentum jangka pendek, menengah, dan panjang.
    • Cara kerja: Kombinasi dari ROC yang difilter untuk tren besar.
    • Kapan digunakan: Untuk identifikasi fase utama dalam siklus pasar.
73. Psychological Line (PSY)
    • Apa itu: Persentase hari naik dalam periode tertentu.
    • Cara kerja: (Jumlah hari naik / total hari) × 100.
    • Kapan digunakan: Untuk mengukur sentimen pasar dan mencari kondisi jenuh beli/jual.
74. Qstick Indicator
    • Apa itu: Rata-rata dari perbedaan harga penutupan dan pembukaan.
    • Cara kerja: Nilai positif menunjukkan tekanan beli, negatif menunjukkan tekanan jual.
    • Kapan digunakan: Untuk mengidentifikasi dominasi tekanan pasar.
75. Raff Regression Channel
    • Apa itu: Saluran regresi linier dengan batas deviasi harga maksimum.
    • Cara kerja: Garis tengah = regresi linear, batas atas/bawah = deviasi maksimal.
    • Kapan digunakan: Untuk deteksi breakout dan validasi tren.
76. Relative Strength Index (RSI)
    • Apa itu: Indikator momentum untuk mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga.
    • Cara kerja: Nilai RSI >70 = overbought; <30 = oversold.
    • Kapan digunakan: Untuk identifikasi pembalikan dan konfirmasi tren.
77. Relative Vigor Index (RVI)
    • Apa itu: Mengukur kekuatan tren dengan membandingkan penutupan dan pembukaan.
    • Cara kerja: Harga penutupan biasanya lebih tinggi dari pembukaan dalam tren naik.
    • Kapan digunakan: Untuk mendeteksi kekuatan tren.
78. Rolling Moving Average
    • Apa itu: MA yang diperbarui secara berkelanjutan setiap periode.
    • Cara kerja: Dihitung ulang setiap bar baru, menyesuaikan data harga terkini.
    • Kapan digunakan: Untuk mengamati tren dinamis secara real-time.
79. Schaff Trend Cycle (STC)
    • Apa itu: Indikator tren yang lebih cepat dari MACD.
    • Cara kerja: Kombinasi MACD dan siklus untuk menghasilkan sinyal dini.
    • Kapan digunakan: Untuk identifikasi tren dan momentum lebih cepat.
80. Simple Moving Average (SMA)
    • Apa itu: Rata-rata aritmatika dari harga selama periode tertentu.
    • Cara kerja: Jumlah harga dibagi periode waktu.
    • Kapan digunakan: Untuk menghaluskan fluktuasi harga dan mendeteksi tren dasar.
81. Standard Deviation
    • Apa itu: Ukuran volatilitas atau penyebaran harga dari rata-rata.
    • Cara kerja: Mengukur sejauh mana harga menyimpang dari rata-ratanya.
    • Kapan digunakan: Untuk mengevaluasi risiko dan menetapkan band deviasi.
82. Standard Error
    • Apa itu: Indikator statistik penyimpangan harga terhadap garis regresi.
    • Cara kerja: Makin kecil error, makin stabil tren.
    • Kapan digunakan: Untuk mengukur kekuatan tren linier.
83. Standard Error Bands
    • Apa itu: Saluran harga berbasis standard error.
    • Cara kerja: Mirip Bollinger Bands, tapi memakai standard error.
    • Kapan digunakan: Untuk deteksi breakout dan zona support/resistance.
84. Stochastic Oscillator
    • Apa itu: Indikator momentum berbasis posisi harga saat ini terhadap rentang tertinggi-terendah.
    • Cara kerja: %K dan %D menunjukkan sinyal beli/jual.
    • Kapan digunakan: Untuk mendeteksi overbought/oversold.
85. Stochastic RSI
    • Apa itu: RSI dari RSI; mengukur momentum RSI.
    • Cara kerja: Lebih sensitif dari RSI biasa.
    • Kapan digunakan: Untuk sinyal overbought/oversold yang lebih cepat.
86. Super Trend
    • Apa itu: Indikator tren berbasis ATR dan harga penutupan.
    • Cara kerja: Memberi sinyal buy/sell saat harga menembus garis Super Trend.
    • Kapan digunakan: Untuk konfirmasi arah tren.
87. Trend Strength Index (TSI)
    • Apa itu: Indikator kekuatan tren berbasis harga penutupan dan EMA.
    • Cara kerja: Gabungan perubahan harga dan EMA untuk deteksi tren.
    • Kapan digunakan: Untuk identifikasi tren kuat atau lemah.
88. TRIX
    • Apa itu: Triple EMA dari ROC log harga.
    • Cara kerja: Menyaring fluktuasi kecil harga.
    • Kapan digunakan: Untuk sinyal tren dan konfirmasi momentum.
89. Triple EMA (TEMA)
    • Apa itu: Gabungan tiga EMA untuk mengurangi lag.
    • Cara kerja: Lebih responsif dari EMA biasa.
    • Kapan digunakan: Untuk analisis tren jangka pendek-menengah.
90. True Strength Index (TSI)
    • Apa itu: Indikator momentum yang halus dan sensitif terhadap perubahan harga.
    • Cara kerja: Kombinasi perubahan harga dan EMA ganda.
    • Kapan digunakan: Untuk sinyal overbought/oversold dan divergensi.
91. Typical Price
    • Apa itu: Rata-rata dari high, low, dan close.
    • Cara kerja: (High + Low + Close) / 3.
    • Kapan digunakan: Untuk perhitungan indikator berbasis harga rata-rata.
92. Ultimate Oscillator
    • Apa itu: Gabungan tiga periode waktu untuk indikator momentum.
    • Cara kerja: Menyeimbangkan sinyal jangka pendek dan panjang.
    • Kapan digunakan: Untuk menghindari sinyal palsu dari RSI atau Stochastic.
93. Volatility Close-to-Close
    • Apa itu: Mengukur volatilitas dari harga penutupan ke penutupan.
    • Cara kerja: Berdasarkan pergerakan harian close.
    • Kapan digunakan: Untuk mengevaluasi risiko dan harga opsi.
94. Volatility Index (VIX)
    • Apa itu: Indeks ekspektasi volatilitas pasar (biasanya dari opsi).
    • Cara kerja: Diukur dari premi opsi S&P500.
    • Kapan digunakan: Untuk antisipasi gejolak pasar.
95. Volatility O-H-L-C
    • Apa itu: Volatilitas berdasarkan rentang harian (open-high-low-close).
    • Cara kerja: Mengukur ketidakpastian pasar harian.
    • Kapan digunakan: Untuk pengaturan stop loss dan manajemen risiko.
96. Volatility Zero Trend Close-to-Close
    • Apa itu: Variasi volatilitas close-to-close dengan nol tren.
    • Cara kerja: Hilangkan bias tren untuk murni lihat volatilitas.
    • Kapan digunakan: Untuk pengukuran volatilitas netral.
97. VWAP (Volume Weighted Average Price)
    • Apa itu: Harga rata-rata tertimbang volume.
    • Cara kerja: (Harga × Volume) dibagi total volume.
    • Kapan digunakan: Untuk harga referensi institusi.
98. VWMA (Volume Weighted Moving Average)
    • Apa itu: Moving average yang mempertimbangkan volume.
    • Cara kerja: MA ditimbang berdasarkan volume per titik data.
    • Kapan digunakan: Untuk analisis tren yang mempertimbangkan volume.
99. Value
    • Apa itu: Nilai transaksi saham dalam periode tertentu.
    • Cara kerja: Harga × Volume.
    • Kapan digunakan: Untuk melihat kekuatan pergerakan harga.
100. Volume
    • Apa itu: Jumlah saham yang ditransaksikan.
    • Cara kerja: Dicatat per unit waktu (harian, mingguan, dsb).
    • Kapan digunakan: Untuk konfirmasi tren dan breakout.
101. Volume Oscillator
    • Apa itu: Selisih antara dua MA volume.
    • Cara kerja: Menunjukkan peningkatan atau penurunan kekuatan volume.
    • Kapan digunakan: Untuk validasi kekuatan tren atau breakout.
102. Volume Profile Visible Range (VPVR)
    • Apa itu: Distribusi volume pada tingkat harga dalam rentang tampilan.
    • Cara kerja: Histogram volume horizontal.
    • Kapan digunakan: Untuk mendeteksi area support/resistance penting.
103. Vortex Indicator
    • Apa itu: Indikator tren berdasarkan pergerakan arah harga.
    • Cara kerja: Dua garis (VI+ dan VI-) menunjukkan arah dan kekuatan tren.
    • Kapan digunakan: Untuk identifikasi awal tren.
104. Williams %R
    • Apa itu: Indikator momentum yang mirip Stochastic.
    • Cara kerja: Mengukur level overbought/oversold.
    • Kapan digunakan: Untuk sinyal pembalikan arah.
105. Williams Alligator
    • Apa itu: Gabungan 3 MA untuk menunjukkan kondisi pasar.
    • Cara kerja: MA dengan pergeseran (lips, teeth, jaws).
    • Kapan digunakan: Untuk menentukan awal dan akhir tren.
106. Williams Fractal
    • Apa itu: Pola pembalikan harga.
    • Cara kerja: Mengidentifikasi titik tinggi/rendah ekstrem lokal.
    • Kapan digunakan: Untuk entri atau konfirmasi breakout.
107. Zig Zag
    • Apa itu: Filter fluktuasi harga kecil untuk visualisasi tren.
    • Cara kerja: Menyambungkan puncak dan lembah utama.
    • Kapan digunakan: Untuk analisis gelombang dan pola harga besar.

0 Comments